Sunday, June 12, 2016

Tidak Perlu Takut Setan

Beberapa hari terakhir ini sepertinya saya sering terlibat pembicaraan mengenai setan. Enggan sebenarnya mendengarkan cerita semacam ini, tapi kadang ekspresi si penutur maupun si pendengar membuat saya tersenyum geli. Respon mereka beragam; ada yang berani-berani takut, agak takut dan takut sama sekali. Yang tidak takut sama sekali? Sepertinya hanya saya :)

Menurut saya pribadi ketakutan pada setan tidak akan jadi masalah selama tidak ada orang lain yang merasa terganggu dan direpotkan, atau setidaknya tidak mengganggu aktivitas sehari-hari kita. Toh sebenarnya rasa takut dengan kadar yang tepat akan berupa sikap waspada. Sikap waspada ini justru baik agar kita terhindar dari bahaya. Tapi yang menjengkelkan adalah ketika orang yang sangat takut ini sudah mulai merepotkan lingkungannya. Mulai dari minta diantar ke WC, memaksa menyalakan lampu, tidak mau melewati jalan A atau jalan B dan masih banyak contoh lainnya. Permintaan tolong seperti ini beberapa kali saya tolak, namun adakalanya saya terima, tentu dengan terpaksa.

Saya berharap dengan tulisan ini orang-orang yang takut setan tetap dapat menjalani kegiatannya seperti biasa meskipun jantung harus berdegup kencang, beruntung malah bisa berkurang atau bahkan hilang ketakutannya pada setan. Sesungguhnya tujuan saya bukan menghilangkan ketakutan kalian pada setan, karena sepertinya nyaris mustahil, tapi bagaimana pada akhirnya kita tetap dapat melakukan aktivitas kita (meski takut setan).

Bagaimana caranya?
Berpikir logis.

Ketika dulu guru sekolah saya menekankan betapa pentingnya matematika dalam membantu kita berpikir logis jujur saya tidak paham. Namun kini berkat wawasan dan pengalaman yang semakin luas saya mengerti bagaimana mengaplikasikan logika dasar matematika tersebut.

Saya akan coba mengurai alasan mengapa kita tidak perlu takut setan dengan salah satu bab matematika dasar, yaitu: PELUANG.

Peluang
Saya yakin kita pernah mendapatkan mata pelajaran Peluang di sekolah, entah saat SMP atau SMA. Saya juga masih ingat jelas contoh soal yang keluar adalah peluang munculnya angka X dalam pelemparan dadu atau peluang munculnya bola biru bila bla bla bla. Saya heran mengapa para guru tidak pernah membahas peluang munculnya setan di kehidupan sehari-hari :)) Baiklah, kalau begitu saya saja yang bahas.
Peluang (probabilitas) adalah suatu cara untuk mengungkapkan (kemungkinan) bahwa suatu kejadian akan belaku atau terjadi.
dimana:
P(A) = peluang kejadian A
n(A) = banyaknya kejadian A
n(S) = ruang sampel



Lalu andaikan saya berusia 25 tahun pada hari ini, yang setara dengan 9.125 hari dan sampai hari ini saya sudah mengalami 10 kali (10 hari) kejadian mistis, maka:
n(A) = 10
n(S) = 9.125

sehingga
P(A) = 10/9.125 = 0,0010958904109589

yang artinya:
peluang/kemungkinan saya melihat setan esok hari hanyalah 1,10 % :))

Bahkan, asumsi 10 kali kejadian mistis menjadi 10 hari adalah sebuah flaw karena kenyatannya kejadian mistis yang kalian alami mungkin hanya sekian detik. Tak apa, anggap saja kalian tinggal di samping kuburan sehingga frekuensi kejadian mistis meningkat tajam menjadi 10 menit dalam 25 tahun maka peluang di menit selanjutnya kalian 'diganggu' setan adalah 0,000076 % :)))

Jika diteruskan pembahasan ini diteruskan saya bisa saja menambahkan teori Risk = Probability x Impact, atau mengambil sudut pandang ekonomi. Tapi saya rasa tidak perlu lah, manusia yang pintar dan bijaksana tidak mungkin membatalkan kebutuhan sekresinya hanya karena kejadian konyol yang peluangnya sangat sangat kecil untuk terjadi.